NAMA: RIZKIANTO H.
NO. STAMBUK: 17 630 028
Analisis Regresi Sederhana adalah sebuah metode pendekatan untuk
pemodelan hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel
independen. Dalam model regresi, variabel independen menerangkan
variabel dependennya. Dalam analisis regresi sederhana, hubungan antara
variabel bersifat linier, dimana perubahan pada variabel X akan diikuti
oleh perubahan pada variabel Y secara tetap. Sementara pada hubungan non
linier, perubahaan variabel X tidak diikuti dengan perubahaan variabel y
secara proporsional. seperti pada model kuadratik, perubahan x diikuti
oleh kuadrat dari variabel x. Hubungan demikian tidak bersifat linier.
Secara matematis model analisis regresi linier sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
Y = A + BX + e
Y adalah variabel dependen atau respon
A adalah intercept atau konstanta
B adalah koefisien regresi atau slope
e adalah residual atau error
Secara praktis analisis regresi linier sederhana memiliki kegunaan sebagai berikut:
1.
Model regresi sederhana dapat digunakan untuk forecast atau memprediksi
nilai Y. Namun sebelum melakukan forecasting, terlebih dahulu harus
dibuat model atau persamaan regresi linier. Ketika model yang fit sudah
terbentuk maka model tersebut memiliki kemampuan untuk memprediksi nilai
Y berdasarkan variabel Y yang diketahui. Katakanlah sebuah model
regresi digunakan untuk membuat persamaan antara pendapatan (X) dan
konsumsi (Y). Ketika sudah diperoleh model yang fit antara pendapatan
dengan konsumsi, maka kita dapat memprediksi berapa tingkat konsumsi
masyarakat ketika kita sudah mengetahui pendapatan masyarakat.
2.
Mengukur pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Misalkan kita memiliki
satu serial data variabel Y, melalui analisis regresi linier sederhana
kita dapat membuat model variabel-variabel yang memiliki pengaruh
terhadap variabel Y. Hubungan antara variabel dalam analisis regresi
bersifat kausalitas atau sebab akibat. Berbeda halnya dengan analisis
korelasi yang hanya melihat hubungan asosiatif tanpa mengetahui apa
variabel yang menjadi sebab dan apa variabel yang menjadi akibat.
Model regresi linier sederhana yang baik harus memenuhi asumsi-asumsi berikut:
1.
Eksogenitas yang lemah, kita harus memahami secara mendasar sebelum
menggunakan analisis regresi bahwa analisis ini mensyaratkan bahwa
variabel X bersifat fixed atau tetap, sementara variabel Y bersifat
random. Maksudnya adalah satu nilai variabel X akan memprediksi variabel
Y sehingga ada kemungkinan beberapa variabel Y. dengan demikian harus
ada nilai error atau kesalahan pada variabel Y. Sebagai contoh ketika
pendapatan (X) seseorang sebesar Rp 1 juta rupiah, maka pengeluarannya
bisa saja, Rp 500 ribu, Rp 600 ribu, Rp 700 ribu dan seterusnya.
2.
Linieritas, seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa model analisis
regresi bersifat linier. artinya kenaikan variabel X harus diikuti
secara proporsional oleh kenaikan variabel Y. Jika dalam pengujian
linieritas tidak terpenuhi, maka kita dapat melakukan transformasi data
atau menggunakan model kuadratik, eksponensial atau model lainnya yang
sesuai dengan pola hubungan non-linier.
3. Varians error yang
konstan, ini menjelaskan bahwa varians error atau varians residual yang
tidak berubah-ubah pada respon yang berbeda. asumsi ini lebih dikenal
dengan asumsi homoskedastisitas. Mengapa varians error perlu konstan?
karena jika konstan maka variabel error dapat membentuk model sendiri
dan mengganggu model. Oleh karena itu, penanggulangan permasalahan
heteroskedastisitas/non-homoskedastisitas dapat diatasi dengan
menambahkan model varians error ke dalam model atau model ARCH/GARCH.
4.
Autokorelasi untuk data time series, jika kita menggunakan analisis
regresi sederhana untuk data time series atau data yang disusun
berdasarkan urutan waktu, maka ada satu asumsi yang harus dipenuhi yaitu
asumsi autokorelasi. Asumsi ini melihat pengaruh variabel lag waktu
sebelumnya terhadap variabel Y. Jika ada gangguan autokorelasi artinya
ada pengaruh variabel lag waktu sebelumnya terhadap variabel Y. sebagai
contoh, model kenaikan harga BBM terhadap inflasi, jika ditemukan
atukorelasi artinya terdapat pengaruh lag waktu terhadap inflasi.
Artinya inflasi hari ini atau bulan ini bukan dipengaruhi oleh kenaikan
BBM hari ini namun dipengaruhi oleh kenaikan BBM sebelumnya (satu hari
atau satu bulan tergantung data yang dikumpulkan)